Global Estetik – Evolusi teknologi 3-D printing di industri kedokteran gigi akan segera berkembang melampaui sekedar proses pembuatan mahkota atau gigi palsu. Pengembangan ini diperkirakan akan memasukin ranah dimana dokter gigi dapat menggabungkan bahan kimia yang dapat melawan bakteri yang menyebabkan kerusakan gigi dan infeksi. Namun seberapa besar sebenarnya dampak digital denstistry ini ketika diaplikasikan? Berikut penjelasannya.

Dengan mewabahnya printer 3-D, mulut pasien sekarang dapat dipindai secara digital dengan pemindai 3D yang menyimpan file tersebut di komputer. Citraan ini kemudian dimanipulasi dengan menggunakan perangkat lunak sejenis CAD untuk mengukur dan merancang gigi pengganti baru dengan presisi yang tepat. File tersebut kemudian dikirim ke printer 3-D dimana gigi palsu dapat diproduksi dalam hitungan menit, memungkinkan pasien menyelesaikan prosedur dalam satu kunjungan ke klinik dokter gigi.

File digital tersebut dapat disimpan di tempat atau di-hosting dengan menggunakan cloud technology, menjaga riwayat gigi pasien dengan sekali klik dan menghilangkan kebutuhan untuk menyimpan ribuan cetakan plester di klinik dan laboratorium di seluruh dunia. SmarTech Markets Publishing, sebuah firma riset dan analisis pasar berbasis di Virginia Amerika Serikat berencana membuka sektor manufaktur percetakan tiga dimensi dan peralatan aditif dan memprediksikan bahwa konsumsi polimer dari industri percetakan 3-D akan melonjak menjadi jauh lebih besar dalam beberapa tahun mendatang.

Di tahun-tahun mendatang, karena peralatan dalam dunia kedokteran gigi yang lebih canggih telah mulai masuk ke pasar, dokter gigi akan mengintegrasikan proses ini ke dalam praktik mereka sendiri yang secara tradisional telah dikirim ke laboratorium yang secara dramatis mengurangi total waktu kunjungan bagi pasien. Hasil aplikasi teknologi ini akan juga menghemat waktu pasien untuk kunjungan ke dokter gigi dan menambah efisiensi serta ketepatan custom produk untuk masing-masing pasien.

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah Advanced Functional Materials, tim peneliti mengatakan bahwa mereka telah mencetak dua set gigi palsu yang satu dengan campuran garam amonium dicampur ke dalam resin gigi dan yang lainnya tanpa garam ammonium. Para peneliti ini menemukan bahwa setelah menggesek kedua set gigi dengan bakteri Streptococcus mutans, 99 persen bakteri berhasil dieliminasi dari gigi yang di-testing yang menggunakan kombinasi garam ammonium sementara hampir semua bakteri tetap berada di set kontrol. Langkah ini merupakan sebuah penemuan luar biasa dalam kedokteran gigi dan dapat menjadi solusi tepat dalam menjaga mulut dari serangan bakteri di kemudian hari.

Verified by MonsterInsights