Global Estetik – Sekarang setelah kita membahas beberapa faktor risiko dan komplikasi dari Sleep Apnea, mari kita diskusikan bagaimana dokter dapat mengidentifikasi individu dengan Obstructive Sleep Apnea. Secara visual, individu yang memiliki Sleep Apnea akan memiliki gigi depan yang aus atau gigi yang retak, patah dan hilang di seluruh mulut mereka dari gemertakkan rahang yang berlebihan.

Jika paseien terlihat dengan tanda-tanda pada gigi mereka, maka dokter akan membahas potensi lebih jelas dengan Tes Epworth yang merupakan kuesioner tentang seberapa besar kemungkinan seseotang tertidur selama kegiatan seperti menonton TV atau sebagai penumpang di dalam mobil selama satu jam. Dokter juga akan mengirim pasien pulang dengan kuesioner untuk pasangan pada tempat tidur karena seperti yang kami sebutkan di atas banyak orang tidak menyadari bahwa mereka memiliki masalah ini. Kuisioner ini menanyakan apa yang mereka amati dari kebiasaan tidur pasangan mereka; apakah mereka megap-megap seperti menghirup udara, atau membuat mereka terjaga dengan dengkuran yang keras?

Setelah mendapatkan hasil dari Epworth Test dan Bed Partner Questionnaire, para dokter akan mengunakan tekonologi bernama CBCT (Cone Beam Computed Tomography). CBCT pada dasarnya adalah gambar 3D dari tengkorak termasuk saluran napas. Gambar ini memungkinkan dokter untuk melihat jalan napas bagian atas dalam definisi yang lebih baik dengan memungkinkan mereka untuk mengevaluasi dimensi saluran napas.

dokter gigi bandungStudi yang dilakukan oleh Korea Academy of Oral dan Maxillofacial Radiology menunjukkan bahwa subjek dengan Sleep Apnea memiliki daerah saluran napas rata-rata lebih kecil secara signifikan daripada mereka yang tidak. Beberapa dokter juga akan mengirim pulang klien mereka dengan unit tidur ARES yang merupakan perangkat yang dikenakan di kepala yang menyimpan data nokturnal hingga tiga malam. Data ini akan memungkinkan para dokter untuk mendapatkan informasi paling akurat tentang pola tidur seseorang.

Perawatan

Setelah mengumpulkan semua data ini, inilah waktunya untuk berbicara tentang perawatan. Sampai beberapa tahun terakhir satu-satunya perawatan untuk membantu pasien yang memiliki Sleep Apnea adalah dengan alat yang disebut CPAP (Continuous Positive Airway Pressure) Device yang merupakan masker yang dipasang ke dinding yang memaksa udara di saluran napas. Namun [enelitian telah menemukan bahwa hanya sekitar setengah dari orang-orang yang mencoba CPAP akan bertahan dengan perawatan ini. Untungnya kini hadir MicrO2.

MicrO2 adalah alat oral, juga disebut bidai kemajuan mandibula yang berarti bahwa alat ini menggerakkan rahang bawah pasien ke depan saat mereka tidur untuk memperluas ruang di belakang lidah. Gerakan ini memungkinkan udara mengalir dengan mudah ke paru-paru saat sedang tidur dengan membuka jalan napas. Perangkat ini adalah retainer kecil seperti alat yang menawarkan banyak ruang bagi lidah untuk bergerak saat tidur, benda juga memiliki dua bagian terpisah yang memungkinkan penggunanya untuk membuka dan menutup mulut sehingga mererka tidak merasa dibatasi sama sekali.

Verified by MonsterInsights